Advertise

Teori Warna


Sebagai seorang desainer di era digital, Anda tentu saja tidak harus melulu menggunakan warna yang telah tersedia dari paintink, atau pigmen yang lain, meski pun ada begitu banyak hal yang dipelajari dari pendekatan seni rupa terhadap warna. Faktanya, mata manusia dapat melihat jutaan warna berbeda – namun terkadang, memilih untuk menggunakan dua atau tiga warna dari sekian juta merupakan tugas yang tidak mudah.

Hal ini karena memilih warna untuk sebuah desain sangatlah subjektif, dan terkadang, sangat ilmiah. Lalu bagaimanakah dengan desainer yang hanya menginginkan sepalet warna yang terlihat bagus atau untuk membuat seorang klien bahagia? Anda menyukainya atau tidak, pemilihan warna yang paling efektif melampui preferensi pribadi – karena warna memiliki kemampuan luar biasa yang dapat mempengaruhi suasana hati, emosi, dan persepsi; mengambil dari arti budaya dan pribadi; dan menarik perhatian, secara sadar atau pun tidak sadar.

Untuk desainer dan bagian pemasaran, tantangannya adalah menyeimbangkan peran yang kompleks ini dengan warna yang menciptakan daya tarik, desain yang efektif. Disanalah pemahaman dasar dari teori warna. Teori warna tradisional dapat membantu Anda memahami warna yang pas (atau tidak) ketika disandingkan dan efek seperti apa yang akan muncul dari kombinasi yang berbeda didalam desain Anda.


Dasar: Memahami Warna 

Roda Warna


Anda mungkin melihatnya di kelas seni sekolah, atau setidaknya familiar dengan bentuknya yang lurus kebawah: warna primer dari merah, kuning dan biru. Kita akan memulai dengan roda warna tradisional 12 warna, biasanya sering digunakan oleh pelukis atau artisan yang lain. Ini adalah cara visual yang paling mudah untuk memahami hubungan warna yang satu dengan yang lain.

Roda warna adalah semua hal tentang mencampurkan warna. Campurkan warna primer atau warna dasar merah, kuning, dan biru, dan Anda akan mendapatkan warna sekunder pada roda warna: oranye, hijau, dan ungu. Campurkan warna-warna itu dengan warna primer, dan Anda akan mendapatkan warna level ketiga pada roda warna, warna tersier. Termasuk warna merah-oranye, kuning-oranye, kuning-hijau, biru-hijau, biru-ungu, dan merah-ungu. Warna-warna primer dan tersier (dengan tambahan warna nila) juga merupakan bagian dari spektrum warna yang terlihat, atau “warna pelangi.” Anda mungkin mengingat singkatan dari “mejikuhibiniu” sebagai anak ketika diminta untuk menghafal warna-warna ini: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.

Cara pemahaman terhadap warna seperti ini juga dikenal sebagai model subtraktif, yang didalamnya sudah termasuk pencampuran warna-warna pigmen seperti paint atau ink – keduanya adalah roda warna tradisional dan sistem warna CMYK yang kategorinya digunakan oleh mesin pencetak. Lawan dari model warna yang adiktif, termasuk didalamnya adalah campuran warna-warna terang (seperti warna yang Anda lihat di layar komputer atau televisi Anda) dan menggunakan set warna dasar yang berbeda: merah, hijau, dan biru, seringnya disingkat menjadi RGB (red, green, blue).

Di Canva, kami memiliki roda warna versi Canva sendiri yang bisa Anda pilih warnanya. Setiap warna yang Anda pilih akan diidentifikasi dengan sebuah nilah heksadesimal (atau kode hex), enam digit kombinasi warna dan/atau huruf (seringnya berawalan #) digunakan pada banyak pogram desain untuk mengidentifikasi warna-warna spesifik ketika mendesain untuk situs.


Terminologi Warna

Sebelum kita berlanjut ke bagaimana cara menggunakan roda warna untuk menciptakan palet warna untuk desain Anda, mari kita pelajari dulu beberapa terminologi berkaitan dengan warna yang akan membantu Anda memahami tipe warna berbeda yang mungkin Anda gunakan sebagai proyek desain Anda:

  • Hue : sinonim kata dari “warna” atau nama dari sebuah warna spesifik; secara tradisional digunakan untuk mengacu kepada 12 warna dasar pada roda warna
  • Shade: warna yang digelapkan dengan warna hitam
  • Tone: warna yang diredupkan dengan warna abu-abu
  • Tint: warna yang diterangkan dengan warna putih
  • Saturasi: mengacu pada intensitas atau kemurnian warna (semakin dekat warna akan mendekati abu-abu, maka semakin terdesaturasi warnanya)
  • Value: mengacu kepada keterangan atau kegelapan dari sebuah warna

  • Harmoni Warna

Setelah hal-hal teknis mengenai warna, mari beralih ke bagaimana roda warna dapat menjadi sumber praktis dalam memilih warna untuk sebuah proyek desain. Kita bisa menggunakan sebuah nomer dari palet klasik pada roda warna yang telah digunakan selama ratusan tahun oleh pelukis untuk menciptakan keseimbangan dan komposisi visual yang bagus (atau kontras tinggi dan menonjol). Pada kebanyakan aplikasi desain, skema warna-warna ini harus dipisah menjadi satu warna dominan - karena sering muncul pada desain, atau karena warna tersebut menonjol ketika dibandingkan dengan warna-warna lain – dan satu atau lebih banyak aksen warna.

1) Monokromatik: berbagai shadetone, atau tint dari satu warna; contohnya berbagai jenis warna biru dari yang terang sampai gelap; tipe skema seperti ini biasanya lebih halus dan konservatif

2) Analog: hue yang berdampingan satu sama lain pada roda warna; tipe skema seperti ini sangat serba guna dan dapat dengan mudah diaplikasikan pada proyek desain

3) Komplementer: berlawanan pada roda warna, seperti merah/hijau atau biru/oranye; warna komplementer memiliki kontras dan intensitas tinggi, namun juga cukup susah untuk diaplikasikan secara seimbang, dan harmoni (terutama pada bentuk murni warna tersebut, dapat dengan mudah bentrok pada sebuah desain)

4) Komplementer-Split: setiap warna pada roda warna ditambahkan dua yang mengapit pelengkapnya; skema ini memiliki kontras visual yang kuat, namun juga tidak terlalu menonjol dari sebuah kombinasi warna komplementer

5) Triadic/Komplementer-Ganda: pasangan dua warna komplementer; skema ini menarik perhatian, tapi mungkin akan sulit diaplikasikan lebih dari satu pasang warna komplementer, karena terlalu banyak warna sulit diseimbangkan. Jika Anda menggunakan tipe skema ini, Anda mungkin akan memilih satu dari empat warna untuk menjadi dominan dan mengatur saturasi/value/lain-lain dari beberapa atau semua warna sehingga semua warnanya bekerja dengan baik pada bagian-bagian desain Anda, seperti teks dan latar belakang.





Post a Comment

0 Comments